1) Setelah kegiatan pembelajaran, siswa dapat memahami pengertian peta.
2) Setelah kegiatan pembelajaran, siswa dapat menjabarkan komponen-komponen peta.
3) Setelah kegiatan pembelajaran, siswa dapat membedakan simbol peta.
4) Setelah kegiatan pembelajaran, siswa dapat memahami fungsi peta dan tujuan pembuatan peta.
Komponen Peta merupakan informasi yang ada pada suatu peta meliputi judul, mata angin, skala peta, simbol, legenda, Garis astronomis (Lintang dan Bujur), Inset, Sumber dan Tahun Pembuatan Peta, Warna Peta, Tipe huruf (Lettering).
Komponen-komponen peta disajikan sebagai berikut.
Jadi, Judul peta adalah komponen utama yang berupa nama yang digunakan untuk memberikan informasi tentang peta yang akan diberitahukan yang disampaikan dalam peta. Karena judul peta merupakan hal yang pertama terlihat oleh pembaca peta.
Pembuatan judul harus mencerminkan informasi berdasarkan isi peta dan tidak boleh menimbulkan multitafsir. Judul biasanya ada diatas peta.
Mata angin merupakan petunjuk untuk mengetahui letak tempat tinggal. Arah mata angin merupakan bagian dari denah. Arah mata angin disebut juga dengan orientasi. Arah mata angin pada denah biasanya hanya ditulis dengan tanda panah dan huruf U. Huruf U tersebut menunjukkan arah utara peta (M. Saleh Muhammad dan Ade Munajat, 2008).
Jadi, Mata angin adalah pedoman arah pada peta yang digambarkan dalam bentuk garis anak panah atau sejenisnya, terutama menunjukan arah utara.
Skala adalah perbandingan jarak antara dua titik di peta dengan jarak sebenarnya (jarak horizontal) kedua titik tersebut dipermukaan bumi. Skala peta harus selalu di cantumkan pada peta, karena digunakan untuk memperkirakan atau menghitung ukuran sebenarnya dilapangan (Liesnoor, dkk, 2017: 45).
Jadi, Skala adalah perbandingan jarak antara jarak di peta dan jarak yang sebenarnya.
Skala adalah perbandingan jarak antara jarak di peta dan jarak yang sebenarnya. Skala dapat digambarkan secara grafis, numerik, dan verbal.
Skala peta dapat dinyatakan dengan 3 cara yaitu :- Skala angka atau pecahan (numerical scale). Yaitu skala yang menunjukan perbandingan jarak pada peta dengan jarak sebenarnya dilapangan. Misalnya 1 : 50:000 atau 1/50:000. Skala ini menunjukan bahwa pada peta sama dengan 50:000 dilapangan.
- Skala inchi: mil (inchi to mile atau verbal scale),yaitu skala yang menunjukan bahwa jarak 1 ichi pada peta sesuai dengan sejumlah mil di lapangan. Jarak setiap 1 cm pada peta mewakilin 10 meter jarak sebenarnya dibumi.
- Skala grafik, skala ini ditunjukkan oleh garis lurus yang dibagi dalam bagian-bagian yang sama, tiap bagian menunjukkan satuan panjang yang sama. Skala grafik umumnya menggunakan satuan kilometer atau meter. Gambar-gambar skala grafik berikut ini menunjukan ukuran 1 cm di peta sama dengan 1 km di lapangan dengan 1 ichi di peta sama dengan 3 mill di lapangan.
Simbol peta adalah tanda atau gambar yang mewakili kenampakan yang ada permukaan bumi yang terdapat pada peta kenampakannya. Fungsi simbol pada peta adalah untuk mengganti atau mewakili objek yang digambarkan pada peta. Dalam penggambaran peta, penempatan simbol ini diusahakan benar lokasinya. Simbol peta yang baik adalah yang mudah dikenal dan mudah digambar (Tantya Hisnu dan Winarti, 2008: 3-4).
Jadi, Simbol adalah tanda untuk mewakili kenampakan objek sebenarnya pada peta. Simbol harus digambarkan dengan jelas, dan menggunakan warna-warna tertentu.
Simbol secara umum terbagi menjadi tiga jenis, yaitu sebagai berikut:
- Simbol titik : digunakan untuk melambangkan lokasi atau unsur-unsur lain sesuai dengan skala peta.
- Simbol garis : digunakan untuk melambangkan permukaan bumi yang berbentuk garis, misalnya sungai, jalan raya, batas administrasi, danau, rawa, dan sawah.
- Simbol Luasan/Wilayah: digunakan untuk melambangkan objek di permukaan bumi yang memiliki ukuran luas, misalnya areal permukiman, danau, rawa, dan persawahan.
- Simbol Warna : di dalam peta simbol warna digunakan sebagai berikut :
- Membedakan relief daratan dengan lautan.
- Membedakan kualitas dan kuantitas (gradasi).
- Membedakan keindahan.
- Warna biru: perairan, lautan, danau dan sungai.
- Warna hijau: dataran rendah.
- Warna kuning: dataran tinggi.
- Warna coklat: lereng pegunungan atau gunung tinggi.
- Warna merah: iklim dan budi daya manusia.
- Warna putih: bentangan salju.
Dalam menentukan warna objek pada peta ditentukan ciri-ciri tertentu, yaitu:
Legenda peta merupakan kunci peta sehingga mutlak harus ada pada peta. Legenda peta berisi tentang keterangan symbol, tanda, atau singkatan yang dipergunakan pada peta (Liesnoor, dkk, 2017: 45).
Legenda adalah daftar keterangan tentang simbol-simbol yang terdapat pada peta.
Garis astronomis merupakan garis khayal di atas permukaan bumi. Garis astronomis terdiri dari garis lintang dan garis bujur. Garis lintang merupakan garis timur ke barat, sedangkan garis bujur adalah garis dari utara ke selatan (Anggi, 2016).
Garis astronomis adalah garis-garis khayal yang melingkari bumi secara vertikal (garis bujur) dan horizontal (garis lintang). Garis lintang atau parallel merupakan garis sejajar dengan ekuator dan membagi bumi menjadi bagian utara dan selatan. Garis bujur atau meridian merupakan garis vertikal; yang membagi permukaan bumi menjari bagian barat dan timur. Garis-garis tersebut berfungsi untuk memudahkan dalam menunjukkan lokasi absolut dari objek geografi.
Inset peta merupakan gambar peta yang ingin diperjelas atau karena letaknya di garis batas peta. Inset peta di gambar bila diperlukan. Inset peta disebut juga peta sisipan (Anggi, 2016).
Jadi, Inset adalah memperjelas posisi suatu objek atau wilayah yang dipetakan.
Sumber peta harus dicantumkan dalam peta tematik karena berdasarkan sumber peta dapat diketahui kebenarannya (Liesnoor, dkk, 2017: 52).
Tahun pembuatan peta menunjukan kapan peta tersebut dibuat. Dari tahun pembuatan kita dapat mengetahui peta tersebut masih sesuai atau tidak untuk digunakan (Anggi, 2016).
Sumber peta perlu dicantumkan guna meyakinkan pengguna atas keaslian data-data yang ditampilkan dalam peta sehingga dapat dipercaya. Sumber dan tahun pembuatan peta menunjukkan tingkat keakuratan dan keterkinian data peta.
Tata warna merupakan pewarnaan pada peta untuk membedakan obyek satu dengan yang lainnya. Misalnya warna coklat menunjukan dataran tinggi, hijau menunjukan dataran rendah dan biru menunjukan wilayah perairan (Anggi, 2016).
Warna pada peta digunakan untuk mencirikan sekaligus untuk membedakan kenampakan suatu objek di permukaan bumi, memberi kualitas pada simbol peta, dan untuk keperluan estetika peta. Pada umumnya ada beberapa warna peta yang digunakan, misalnya warna biru untuk lautan, hijau untuk dataran rendah.
Penggunaan warna berbeda tersebut antara lain terlihat pada hal-hal berikut.
- Warna dasar coklat untuk menggambarkan kenampakan relief muka bumi.
- Warna dasar biru untuk menggambarkan kenampakan wilayah perairan (sungai, danau, dan laut).
- Warna dasar hijau untuk menggambarkan kenampakan vegetasi (hutan dan perkebunan).
- Warna merah dan hitam untuk menggambarkan kenampakan hasil budaya manusia (misalnya, jalan, kota, permukiman, batas wilayah, dan pelabuhan udara).
- Warna putih untuk menggambarkan kenampakan es di permukaan bumi.
Lettering adalah semua tulisan dan angka-angka yang tertera dalam suatu peta. Lettering berfungsi untuk mempertegas arti dari simbol-simbol peta kebenarannya (Liesnoor, dkk, 2017: 60).
Silahkan Klik Tombol Di Bawah Ini